Liburan di Bird & Bromelia Pavilion Pilihan Destinasi Wisata Edukatif Terbaru Nan Unik di Dago Giri Bandung
Hari Raya Imlek baru saja berlalu, namun pengalaman berkesan saat liburan singkat di Lembang- Bandung yang bertepatan dengan Hari Raya Imlek 2017 masih membekas di ingatan ini serasa ingin bisa mengulanginya kembali. Tak bisa dipungkiri banyak kalangan yang menganggap Tanggal Merah di Hari Raya Imlek bukanlah momentum yang tepat untuk berlibur, berkaca dari pengalaman tahun² sebelumnya sudah lazim diguyur hujan sepanjang hari. Apa yang terjadi pada hari Sabtu (tgl 28 Jan) saat bangun pagi sudah sesuai dengan prediksi di hari sebelumnya yaitu hujan gerimis telah membasahi bumi dari sejak dini hari tadi. Sesuai dengan idealisme traveller sejati yang telah mendarah daging pada diri kita berdua, hujan yang mengguyur pun tidak menghalangi langkah kaki kita untuk Sweet Escape yang sedari awal bukan sekedar keinginan belaka namun telah menjadi sebuah kebutuhan rutin yang harus terpenuhi.
Sabtu, 28 Januari 2017
Setelah melaksanakan ritual Gong Xi Fa Chai berjamaah tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 10.30 siang sudah waktunya untuk segera berangkat agar bisa mengejar waktu makan siang di Bandung. Hujan gerimis ringan yang turun sejak dini hari pun mulai makin bertambah intensitasnya berubah menjadi hujan angin. Memasuki pintu toll JORR BSD-Pd. Indah yang hingga sepanjang ruas T.B Simatupang cukup ramai namun masih tergolong lancar khas lalu lintas Weekend hingga memasuki Interchange Cikunir menuju Toll Cikampek baru mulai menunjukkan rupanya. Sebagai jalur toll penghubung lintas luar kota sangat wajar jika beban toll Cikampek selalu dipadati kendaraan kecil hingga berat sepanjang hari semakin diperparah guyuran hujan yang semakin deras selepas Rest Area Km.57 Karawang Timur. Berpindah ruas toll Cipularang guyuran hujan deras pun semakin menjadi-jadi tak terkendali. Kontur toll Cipularang yang naik turun ditambah dengan jarak pandang yang terbatas di kala hujan sangat lebat tentu harus sebisa mungkin mengendalikan dan menjaga kecepatan si Mumun Nan Unyu ini agar tidak membahayakan sesama pengguna jalan lain yang melintas. Mengendarai si Mumun dalam keadaan hujan lebat dengan jarak pandang terbatas terpantau kecepatan rata² di 90-100km/ jam tentu membutuhkan fokus, konsentrasi tinggi, dan juga pengalaman menembus hujan badai yang sewaktu-waktu bisa bikin kelar hidup loe.
Insiden tanah longsor di Jl. Kolonel Masturi yang menyebabkan akses dari Padalarang menuju Lembang terputus
Di saat bergumul dengan hujan badai sepanjang toll Cipularang, pikiran ini mensyukuri atas fenomena alam yang sedang terjadi ini karena menurut adat istiadat masyarakat Tionghoa justru dipercaya sebagai tahun yang banyak mendatangkan keberkahan melimpah. Walaupun hanya sebuah kepercayaan turun temurun, namun perlu dimaknai sisi positifnya bahwa janganlah pernah kehilangan pengharapan akan hari esok yang lebih baik. Menyambut exit toll Padalarang hati ini lebih lega karena hujan deras semakin mereda & bisa terlewati dengan mulus. Kendala itu pun muncul saat melintas hampir di penghujung jalur alternatif Jl. Kolonel Masturi tepatnya setelah Universitas Advent terjadi tanah longsor dan lalu lintas dialihkan oleh pak Polisi ke Jl. Sersan Bajuri arah Kampung Gajah- Parongpong yang artinya kita bergerak semakin menjauhi tujuan akhir kita di Lembang. Jalan memutar cukup jauh plus macet menembus Parongpong hingga bermuara di Jl. Setiabudi Atas, disambut kemacetan panjang sebelum Farm House Susu Lembang menambah komplit perjuangan menuju Lembang yang sangat menguras energi ini.
Early Dinner di RM. Nikmat (sebelum Tahu Lembang) yang memang nikmat di lidah
Check In Kamar No.31 di Hotel Yehezkiel setelah matahari terbenam
Hingga tibalah di RM. Nikmat untuk Early Dinner sebelum memasuki garis finish di yang berakhir di Hotel Yehezkiel - Lembang. Perjalanan normal yang diprediksi hanya 4 jam dengan target tiba pukul 14.00 siang harus molor hingga pukul 17.30 sore tepat 7 jam perjalanan non-stop yang hampir setara perjalanan normal menuju kota Pekalongan- Jawa Tengah. Sungguh luar biasa tingkat kemacetan Lembang- Bandung sudah menyamai jalur wisata Puncak !!!
Penampakan Hotel Yehezkiel Lembang di pagi hari. Berlokasi sangat dekat dengan berbagai obyek wisata D-Ranch, Maribaya, Taman Bunga Rizal, dan Taman Bunga Begonia.
Minggu, 29 Januari 2017
Selepas breakfast menu "standar" ala Hotel Yehezkiel sebetulnya itenarary kita berdua merencanakan mengunjungi 2 spot destinasi wisata terbaru di Dago Giri yang sangat mudah dijangkau dari Lembang, yaitu:
- Dago Dream Park, dan
- Bird & Bromelia Pavilion
Kedua destinasi wisata diatas selain berada di area Dago Giri juga letaknya yang sejalan memudahkan kita untuk mengunjunginya secara bersamaan di hari yang sama. Saat ingin beranjak pergi untuk Check Out di receptionis tiba-tiba saja hujan gerimis mereda namun langit masih cukup mendung pertanda hujan lebat berpotensi mengguyur area Dago Giri yang akan kita kunjungi. Berkaca dari pengalaman masa lalu saat berkunjung ke Jungle Land di musim hujan, maka niat untuk mengunjungi Dago Dream Park pun kita urungkan pada trip kali ini dan switch ke Plan B yaitu mengunjungi Bird & Bromelia Pavilion yang selalu mengusik rasa penasaran kita berdua.
Tidak banyak ulasan atau review para Travel Blogger di dunia maya mengenai destinasi wisata edukasi ini karena tempatnya yang masih tergolong baru & juga belum banyak diliput oleh stasiun tv swasta. Seperti apa keseruan wisata edukasi menjelajah Bird & Bromelia Pavilion ini, yuk mari disimak pengalaman berkesan kita berdua berikut ini:
DIMANA LOKASINYA:
Pintu masuk Bird & Bromelia Pavillion melalui Gerbang Pramestha Resort Town House harus ditempuh sejauh 6.1 km dari Hotel Yehezkiel Lembang
Jalur Alternatif:
Jalur alternatif (garis berwarna kuning) menuju Bird & Bromelia Pavilion lebih dekat jika masuk melaui Restoran Burgundy yang ditempuh hanya 5.8 km saja dari Hotel Yehezkiel Lembang
KOLEKSI HEWAN YANG DIMILIKI:
Koleksi burung hantu yang menyapa setelah melewati pintu masuk
Koleksi berbagai spesies burung bersuara indah
Koleksi burung Beo yang bisa "berbicara"
Kandang kelinci hias yang boleh dimasuki oleh pengunjung
Disini kamu diperbolehkan memegang & bermain dengan koleksi kelinci hias
Ada juga koleksi Kura-Kura yang sedang tidak menampakkan dirinya
Habitat Entog (sejenis bebek) yang menyatu dengan Angsa
Area koleksi lengkap spesies burung hantu (owl)
Boleh foto bareng dengan koleksi burung hantu yang ada
Koleksi burung Beo yang bisa "berbicara"
Kandang kelinci hias yang boleh dimasuki oleh pengunjung
Disini kamu diperbolehkan memegang & bermain dengan koleksi kelinci hias
Ada juga koleksi Kura-Kura yang sedang tidak menampakkan dirinya
Habitat Entog (sejenis bebek) yang menyatu dengan Angsa
Area koleksi lengkap spesies burung hantu (owl)
Boleh foto bareng dengan koleksi burung hantu yang ada
IT'S FEEDING TIME:
BANYAK SPOT FOTO INSTAGRAMABLE:
Spot selfie perdana setelah pintu masuk
Wefie dengan burung hantu tidak boleh menggunakan Blitz atau Flash kamera
Spot selfie bersama burung flamingo berlatar rumah kayu restoran Day & Nite
Spot selfie Anti-Mainstream terkurung di dalam kandang burung
Replika burung merak
Wefie dengan replika burung merak
Kreativitas cantik dari barang bekas yang didaur ulang
Spot selfie bernuansa agak aromantis
Seflie dari atas sepeda
Spot selfie berlatar berbagai koleksi tanaman hias
MIX USED COMPLEX:
Restoran Day & Nite berbentuk peti kemas yang disusun berada di dalam area Bird & Bromelia Pavillion
Jejeran Town House Mewah milik perorangan ada yang disewakan seharga Rp 2.5jt/ malamnya
HOW MUCH WE SPEND?
- Konsumsi BBM Wagon-R PP = Rp 150.000
- Biaya Toll PP = Rp 150.000
- Hotel Yehezkiel 2D 1N = Rp 275.000
- Parkir Area Pramesta Town House = Rp 10.000
- HTM Bird & Bromelia Pavilion @ Rp 50.000 = Rp 100.000
- 1 bungkus Pakan burung merpati = Rp 5.000
* Total pengeluaran dasar diatas belum termasuk makan, jajan, oleh-oleh, dll
SEKILAS PANDANG
Dari berbagai jepretan foto diatas bisa disimpulkan destinasi wisata ini sarat akan konten wisata edukatif yang memang menyasar untuk Family Vacation terutama bagi yang memiliki anak kecil (balita) hingga remaja. Walaupun trip kali ini kita berdua tidak membawa anak kecil bukan berarti tidak layak untuk dikunjungi kembali karena atmosfer Bird & Bromelia Pavilion yang dirancang seakan-akan menyatu dengan alam serasa membawa diri kita sedang berada di dalam ekosistem berbagai spesies hewan langka yang dilindungi. Akhir kata trip singkat kali ini tetap membawa kesan yang mendalam bagi kita berdua tentang bagaimana menghargai keindahan flora & fauna yang telah diwariskan oleh Tuhan YME. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi para pembaca yang sedang dilanda kegalauan berat bingung merencanakan liburan akhir pekannya...:D
Selamat Berlibur... ^_^
--------------------------------------------------------
BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT:
----------------------------------
ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah secara bijak dan santun. Segala bentuk SPAM, SARA yang memprovokasi akan langsung dihapus oleh admin